9 Hal Tentang Fotografi & Menjadi Diri Sendiri

unique
Ada yang bilang fotografi itu sesuatu yang bisa dipelajari semua orang dan tidak harus berbakat untuk melakukannya. Ada yang bilang sebaliknya. Ada juga yang bilang bahwa belajar fotografi bisa membangkitkan bakat yang tersembunyi. Setiap dari kita punya cara pandang sendiri tentang dunia dan tidak semua orang ingin mengungkapkannya tapi ada yang melukiskannya lewat fotografi. Tapi tidak ada satupun dari kita yang bisa jadi seperti fotografer idola kita, karena pada dasarnya semua orang unik; dan ini bukan tentang bagus atau tidaknya sebuah foto. Juga, karena kita tidak mau jadi peniru. Kita punya gaya dan cara sendiri.



Kalau kamu masih mencari “jati diri” dari foto-foto yang kamu ambil, mungkin tips berikut bisa membantu:
  1. Point Of Interest : Kamu bisa memilih beberapa objek yang kamu suka. Kalau kamu cukup mengenal objeknya, akan lebih mudah untuk mengungkap emosi dan arti yang lebih dalam dari objek tersebut, tapi bukan berarti fotomu akan langsung menarik. Tantangannya ada pada membuat apa yang biasa jadi terlihat luar biasa. Ini yang akan memberimu kepuasan dan kenikmatan intelektual yang paling tinggi.
  2. Gaya : Gaya berarti bagaimana kamu mengekspresikan cara pandangmu. Ini adalah kombinasi dari metode, teknik, dan teknologi. Ini adalah gabungan kerja dari: teknologi yang dipilih, post processing, cara memotret secara keseluruhan, objek, dan kondisi. Ini adalah tentang membuat pilihan dan memaksimalkan hasilnya.
  3. Belajar : Terbukalah untuk belajar dari orang lain seperti juga kamu belajar dari pengalamanmu sendiri. Jangan hapus foto yang gagal sebelum kamu memeriksa apa yang salah. Jika memungkinkan, kembalilah ke tempat pemotretan dan coba lagi. Aplikasikan pengetahuanmu tentang apa yang tadinya salah sampai kamu berhasil menangkap esensi dari apa yang kamu inginkan. Ingatlah apa tujuanmu memotret objek tersebut.
  4. Peraturan : Peraturan dalam fotografi bukanlah yang utama. Kalau kamu terus menerus memotret “berdasarkan peraturan dalam buku panduan”, maka kamu tidak akan jadi fotografer yang orisinal. Misalnya, “rule of thirds” umumnya bagus digunakan untuk beberapa objek, tapi bukan berarti harus diterapkan setiap kali memotret. Sederhananya, bereksperimenlah!
  5. Kritik : Kamu adalah kritikus paling menakutkan untuk dirimu sendiri. Sangat penting untuk jujur pada dirimu sendiri dan juga pada orang lain tentang hasil karya yang sudah dibuat. Cara terbaik adalah melihat semua foto yang sudah kita ambil dan evaluasilah secara jujur. Foto yang luar biasa hasil karya orang yang tidak kita suka tetaplah foto yang luar biasa. Ingat hal itu. Ini adalah saat kamu harus objektif. Begitu juga dengan foto hasil karyamu sendiri.
  6. Inspirasi : Kita semua membutuhkannya. Beberapa dari kita mencarinya. Beberapa yang lain menjadi inspirasi untuk orang lain. Kita semua terinspirasi oleh seseorang atau sesuatu. Inspirasi inilah yang membuat apa yang biasa menjadi luar biasa. Kita semua harus sadar bahwa inspirasi bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Jadi bersiaplah setiap saat.
  7. Berlatih : Jangan selalu menunggu momen untuk datang padamu, kadang-kadang kamu yang harus mencari dengan mata yang aktif. Perhatikan hal-hal yang baru, berbeda, dan menarik. Berlatih sama pentingnya dalam fotografi seperti juga dalam belajar bermain piano dan sebagainya. Setelah masa berlatih yang sangat lama, matamu akan terbiasa melihat seperti cara lensa kameramu melihat dan membuat komposisi.
  8. Ekspresikan dirimu : Kenapa kita memotret? Untuk saya, sebagai penyaluran imajinasi dan cara terbaik menyimpan hal-hal indah yang saya temui. Orang lain mungkin memilih bermain alat musik, menggambar, melukis, menulis, dan banyak lagi. Kalau kamu memilih fotografi sebagai media untuk berekspresi, maka kamu juga memilih untuk membagikan cara pandangmu yang unik tentang dunia pada dunia itu sendiri.
  9. Terakhir : Jadilah dirimu sendiri. Meskipun kamu mengidolakan fotografer lain atau kamu masih pemula, jangan jadi copycat. Terinspirasi boleh, tapi bukan berarti jadi penjiplak. Memotret – bagi saya – bisa jadi semacam meditasi. Dimana saya punya gambaran sendiri di kepala yang ingin saya pindahkan ke dalam frame. Luangkan waktu untuk melakukannya, dan kamu akan tahu kamu unik.

0 komentar:

Posting Komentar