Pemula dan penghobi fotografi mungkin kadang-kadang bertanya-tanya, mengapa lensa relatif mahal? Bahkan banyak yang lebih mahal daripada harga badan kamera DSLR / mirrorless itu sendiri.
Banyak sebenarnya faktor yang membuat lensa itu mahal. Dibawah ini adalah faktor-faktor penentu harga lensa:
1. Jarak fokus lensa
Lensa yang sangat lebar dan sangat tele biasanya sangat mahal karena desainnya yang rumit. Lensa lebar membutuhkan banyak elemen lensa, dan juga elemen UD (ultra dispersion). Contoh lensa wide yang harganya tinggi yaitu Canon 14mm f/2.8. Lensa ini punya 14 elemen, termasuk elemen aspherical dan UD kedua elemen lensa ini ditambahkan supaya lensa tetap tajam sampai ke ujung foto. Sayangnya elemen ini sangat mahal bahannya.
Lensa telefoto yang sangat jauh jangkauannya juga mahal sekali. Hal ini karena ukuran elemen lensa makin besar jika jarak fokusnya tambah panjang. Motor fokus di dalam lensa juga harus lebih kuat dan besar untuk menggerakkan elemen-elemen lensa. Selain itu, untuk mempertahankan ketajaman foto, dibutuhkan elemen UD seperti yang ada di lensa wide/lebar.
Yang paling murah yaitu lensa 50mm. Lensa dengan jarak fokus ini memiliki hanya 6-8 elemen dan desainnya tidak rumit. Contoh: lensa Canon 50mm f/1.8 II
2. Bukaan lensa
Bukaan/Diafragma lensa semakin besar maka harganya akan semakin mahal karena diameter lensa menjadi lebih besar. Yang paling rumit adalah lensa zoom berbukaan besar. Lensa seperti 24-70mm f/2.8 dan 70-200mm f/2.8 lebih mahal daripada lensa-lensa zoom yang berbukaan menengah atau kecil.
3. Kualitas badan/casing lensa
Ada lensa yang tahan debu dan cipratan air, terbuat dari bahan logam, ada juga yang dari plastik yang ringan tapi rapuh. Ada lensa yang dilengkapi dengan lens hood (topi lensa), ada yang tidak. Makin tinggi kualitasnya tentunya makin mahal.
4. Motor fokus
Motor fokus lensa yang kuat akan membuat autofokus lensa cepat dalam mengunci subjek foto. Biasanya motor fokus di lensa ada kelasnya. Ada yang agak murah, biasanya mengeluarkan suara dan agak pelan saat autofokus. Badan lensa juga berubah menjadi panjang saat fokusnya berubah. Yang kelasnya tinggi autofokusnya lebih cepat, dan senyap. Biasanya badan lensa tidak berubah panjang saat fokus. (istilahnya internal focusing).
5. Peredam getar
Image Stabilization (IS), Vibration Reduction (VR) adalah sebuah fitur lensa untuk mencegah foto blur akibat getaran tangan kita. Fitur ini membuat harga lensa menjadi tinggi terutama lensa zoom telefoto. Lensa zoom telefoto seperti 70-200mm f/2.8 IS/VR hampir dua kali lipat lebih mahal daripada 70-200mm f/2.8 tanpa IS. Hal ini karena penambahan stabilizer yang berkualitas tinggi untuk mengimbangi bukaan lensa yang besar dan desain lensa telefoto zoom yang rumit.
6. Jumlah Produksi
Sebagian lensa diproduksi dalam jumlah banyak karena banyak peminatnya. Lensa yang diproduksi dalam jumlah banyak biasanya lebih murah karena ongkos produksi bisa ditekan dengan dibagi ke setiap lensa. Tapi lensa yang tidak terlalu banyak dibutuhkan harganya akan lebih mahal, seperti lensa telefoto yang sangat jauh, atau lensa perspective correction. Lensa-lensa yang saya sebutkan tadi sangat jarang dibeli fotografer sehingga ongkos produksinya tinggi dan harganya semakin mahal. Kontras dengan lensa kit zoom 18-55mm atau lensa fix 50mm yang banyak diproduksi, sehingga harganya juga menjadi lebih murah.
7. Merek
Merek menyimbolkan reputasi. Merek/sistem kamera juga dapat meningkatkan harga. Misalnya, merek “Leica” terkenal dengan reputasinya sebagai pembuat kamera dan lensa berkualitas tinggi, maka harganya juga dipasang lebih tinggi daripada merek lain seperti lensa Tamron atau Sigma.
Ketujuh kombinasi diataslah yang membedakan harga antara lensa satu dengan yang lain. Sayangnya, semakin tinggi harganya, biasanya semakin baik mutunya.
Bagi yang mencari lensa dengan nilai tinggi tapi harga murah, saya usulkan lensa 50mm. Lensa semacam ini desainnya sederhana, kualitasnya bagus dan banyak diminati oleh fotografer baik yang punya kantong tebal maupun tipis.
sumber : http://www.infofotografi.com
0 komentar:
Posting Komentar